4 Jul 2011

Yang Telah Berlalu


“Lelahmu, jadi lelahku juga
Bahagiamu, bahagiaku pasti
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati”
Malaikat Juga Tahu – Dewi Lestari

*

Sebenarnya diriku sudah lelah dengan semua masalah yang itu-itu saja, tak beranjak tak naik kelas, apa diriku yang salah atau ada sesuatu yang tidak berjalan dalam jalur yang seharusnya?? Entahlah apa dan siapa yang bisa menjelaskan ini semua yang bila diingat kembali kisahnya sudah usai setahun silam.

Entah pertalian jenis apa yang telah kita ikat sehinga dirimu susah sekali melepas diriku, tak ada pelet dan tak ada guna-guna tapi kenapa dirimu tak berdaya untuk beranjak pergi dari kehidupanku. Kita sudah berjalan masing-masing tetapi ternyata kita tetap masih mengurus kehidupan satu sama lain.

Dirimu yang selalu tampak tak rela bila diriku dekat dengan orang yang mungkin akan mengganti posisi dirimu yang telah kosong semenjak setahun silam, padahal posisiku di dekatmu sudah digantikan peran-peran lain yang entahlah siapapun itu orangnya diriku sudah tak mau mengurusinya lagi.

Cukup sudah kiranya kisah saling mencintai yang berujung menyakiti ini, diriku sudah tak mau merasakan infeksi lagi dan berusaha berobat dari luka-luka masa lalu. Ketahuilah semua ini butuh proses yang tidak segampang menyeduh mie instan, semua butuh waktu untuk bisa mengubur rapat-rapat kenangan masa lalu yang digores hampir tiga tahun lamanya.

Dan kemarin dirimu datang lagi, kita hampir bernostalgia kenangan beberapa tahun silam itu, tapi aku sudah terlalu amat sangat mengenal dirimu, semakin diriku terus dalam membuka lembaran tentangmu semakin sesak nafas ini, memang keputusan setahun silam kita mengakhiri kisah ini meskipun dibumbui terlalu banyak drama disana sini adalah pilihan tepat untuk ‘kesehatan’ hati kita berdua.

Dan siang kemarin tiba saja dirimu seperti biasanya, tak rela bila diriku terlalu dekat dengan siapapun itu orangnya padahal sudah jelas mereka semua itu cuma sekedar teman biasa. Dari nada bicaramu di telepon siang itu terselip nada-nada kecemburuan yang mungkin diriku terlalu pintar menebak isarat melodi suara yang beberapa tahun silam sering menjadi pengantar tidurku.

Wahai seseorang dimasa laluku, tahukah kamu? diriku sudah bersabar ketika kita menjalin sebuah kisah bersama. Sekarang saatnya kita berjalan sendiri-sendiri dan mungkin kita sesaat berjumpa di jalan tetapi ingat tujuan kita sudah beda. Diriku sudah merelakan dirimu dengan siapapun pengganti peranku dan sekarang giliran dirimu seharusnya merelakan peranmu di sampingku digantikan oleh entah siapapun orangnya yang diriku juga belom tahu.

Seandainya kita pintar menjaga hati mungkin akhir bulan ini kita akan bersama-sama merayakan hari jadi kita yang ke empat tahun, tapi itu cuma sebuah harapan yang sudah sirna. Dirimu sudah terlalu asik dengan duniamu dan ijinkan sekarang diriku menikmati duniaku, walau kita tetap masih bisa bersama menjadi seseorang yang saling membantu tetapi semoga hati kita tidak mudah tertipu…





Masalalumu,
aih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar